Selasa, 10 September 2019

Artikel Ilmiah


PENGARUH INULIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA YOGURT

Di era modern ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Banyak  peneliti  yang memanfaatkan perkembangan IPTEK ini untuk melakukan penelitian, baik itu di bidang pangan, teknologi, medis, dan lain-lain. Banyak juga peneliti yang melakukan penelitian tentang yogurt. Yogurt  merupakan produk bioteknologi konvensional yang memanfaatkan bakteri asam laktat. Yogurt dihasilkan dari susu yang dibuat melalui proses fermentasi.  Selama proses fermentasi, bakteri mengubah laktosa  menjadi asam laktat. Asam laktat ini yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan aroma yang khas pada yogurt.
Salah satu penelitian yogurt yang banyak dilakukan oleh para peneliti  yaitu tentang pengaruh  inulin terhadap sifat fisikokimia yogurt. Inulin merupakan polisakarida yang termasuk ke dalam kelas fruktans (polimer fruktosa). Inulin tidak dicerna dalam saluran pencernaan manusia dan bertindak sebagai makanan berserat. Mikroorganisme menguntungkan dapat menggunakan inulin sebagai substrat pertumbuhan. Dalam ilmu Kimia, inulin merupakan polimer dengan unit β (2-1) fruktosa. Tiap inulin mempunyai glukosa pada ujung awal rantai. Inulin dapat diperoleh dari akar berbagai tanaman. Derajat polimerisasi inulin adalah 2-60. Inulin merupakan karbohidrat kompleks yang tidak hanya membantu untuk meningkatkan kelangsungan hidup probiotik dalam produk beku, tetapi juga meningkatkan sifat tekstur produk. Selain itu, inulin dapat digunakan sebagai pengganti lemak dan gula dalam produk makanan tanpa mengubah sifat struktural dan sensoriknya.
Terdapat dua jurnal yang berkaitan dengan pengaruh inulin terhadap yogurt. Jurnal pertama berjudul “Effect of inulin and glycerol suplementation on physicochemical properties of probiotic frozen yogurt“ yang ditulis oleh Hafiz Shehzad Muzammil,dkk. Penelitian ini dilakukan di Washington, USA pada tahun 2016. Jurnal kedua berjudul “Effect of adding inulin on microbial and physicochemical properties of low fat probiotic yogurt”  yang ditulis oleh Mazloomi S.M, dkk. Penelitian ini  dilakukan di Iran pada tahun 2010.
Keduannya memiliki tujuan penelitian yang sama yaitu untuk menyelidiki pengaruh inulin terhadap sifat fisikokimia yogurt. Namun, aspek yang diteliti, bahan, dan konsentrasi inulinnya  berbeda. Pada jurnal pertama, aspek yang diteliti pada yogurt di antaranya yaitu kepadatan, gumpalan, kekerasan, kelengketan, ukuran sel udara, ukuran kristal es, dan tingkat leleh (mencair). Pada penelitian ini tidak hanya menyelidiki pengaruh inulin tetapi juga pengaruh gliserol terhadap yogurt. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yogurt, gliserol dan inulin. Konsentrasi inulin yang digunakan yaitu 2%, 4% dan 6% sedangkan konsentrasi gliserol yang digunakan yaitu 1%, 2%, 3%, dan 4%.  Pada jurnal kedua, aspek yang diteliti terkait dengan pH, keasaman, warna, sineresis (keluarnya cairan dari gel), sifat sensori dan jumlah bakeri. Bahan yang digunakan yaitu yogurt dan inulin. Jenis yogurt yang digunakan yaitu yogurt probiotik dan yogurt sinbiotik (kombinasi antara probioik dan prebiotik)  sedangkan konsentrasi inulin yang digunakan yaitu 1% dan 2%.
Walaupun memiliki tujuan yang sama, namun hasil penelitian keduanya terdapat perbedaan. Pada jurnal pertama, Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi inulin dan gliserol dapat meningkatkan sifat fisikokimia yoghurt beku. Pengaruh inulin terhadap yogurt dapat meningkatkan kepadatan, gumpalan, dan kadar kelengketan yogurt. Peningkatan gumpalan ini karena peningkatan kadar bahan kering dan interaksi antara inulin dengan beberapa protein susu yang membentuk matriks kompleks dalam yogurt beku. matriks kompleks yang kuat ini dan gelembung-gelembung lemak telah terperangkap dalam gelembung udara,  sehingga mengakibatkan peningkatan persentase gumpalan. Selain itu, inulin juga dapat menurunkan tingkat leleh (mencair), ukuran sel udara, dan ukuran kristal es. Penurunan tingkat leleh disebabkan oleh tinggi  dan berat molekul inulin yang bertindak sebagai agen stabilisasi dan pembentuk jaringan lengket. Jadi, dengan melumpuhkan molekul air, inulin dapat mencegah melelehnya yoghurt beku. Jumlah peningkatan gelembung  juga dapat menurunkan tingkat leleh.
Gliserol dapat meningkatkan kepadatan dan kelengketan serta dapat menurunkan kekerasan yogurt. Gliserol menunjukkan pengaruh terbesar pada suhu yang menurun hampir 34%. Suplementasi gliserol dengan 3% dan 4% menunjukkan pengaruh yang lebih besar pada peningkatan sifat fisikokimia dari yoghurt beku probiotik. penurunan kekerasan yogurt karena pengaruh ikatan H2O (air). Inulin membentuk matriks gel dalam produk dan mengurangi ketersediaan air. Sementara gliserol bertindak sebagai emulsifier yang menurunkan kekerasan dan meningkatkan kelengketan. Peningkatan viskositas karena penambahan inulin dan gliserol membantu dalam pemecahan efisien sel udara besar menjadi lebih kecil. Selain itu, inulin dan gliserol dapat bertindak sebagai krioprotektan yang mengikat banyak air, sehingga air berkurang untuk pengembangan kristal es yang besar.
Pada jurnal kedua, penelitian menunjukkan bahwa inulin dapat meningkatkan keuntungan nutrisi pada yogurt sinbiotik rendah lemak tanpa mempengaruhi sifat fisikokimianya. Penambahan 1% dan 2% inulin dan  L. acidophilus pada yoghurt  tidak berpengaruh pada laju peningkatan pH dan keasaman. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada  sifat  sensorik (rasa, warna, dan tekstur) dari yogurt. Namun, penelitian menunjukkana bahwa sineresis meningkat.
Selain itu, penambahan inulin dapat meningkatkan kelangsungan hidup L. acidophilus, S. thermophilus dan L. delbrueckii ssp. bulgaricus pada yogurt sinbiotik. Jumlah L. acidophilus lebih banyak  pada yogurt yang mengandung inulin dibandingkan dengan yoghurt probiotik.  Jumlah akhir dari L. acidophilus berada di atas batas minimum terapeutik yaitu  1,0 × 106 CFU / mL.  Selain itu, jumlah  L. delbrueckii ssp. bulgaricus secara signifikan meningkat  sesuai dengan meningkatnya kadar inulin.
Berdasarkan hasil kedua jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh inulin terhadap sifat fisikokimia yogurt. Salah satu pengaruhnya yaitu pada tekstur yogurt seperti kepadatan, kelengketan dan kekerasan yogurt. Inulin tidak akan mempengaruhi warna, rasa, pH dan keasaman yogurt, sehingga sifat sensori yogurt yang khas tetap terjaga. Selain itu, inulin digunakan sebagai substrat pertumbuhan oleh mikroorganisme dalam yogurt sehingga mikroorganisme tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidupnya. Selain inulin, gliserol juga dapat mempengaruhi sifat fisikokimia yogurt. Oleh karena itu, baik inulin maupun gliserol dapat digunakan dalam produk susu fermentasi seperti yogurt untuk menghasilkan kualitas tekstur yang baik tanpa mengurangi warna dan cita rasa yogurt.


DAFTAR PUSTAKA
Muzammil, Hafiz S, dkk. Effect of inulin and glycerol suplementation on physicochemical properties of probiotic frozen yogurt. USA: Informa UK Limited. 2017
Mazloomi S.M, dkk. Effect of adding inulin on microbial and physicochemical properties of low fat probiotic yogurt. Iran: Shiraz University.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar