Minggu, 27 Desember 2015

Cerpen


CINTA SALAH ALAMAT
oleh : ayu hardini (2013)

Seperti sekolah pada umumnya, setiap tahun ajaran baru di SMA Pelita mengadakan kegiatan MOPD yang bertujuan agar siswa-siswi baru dapat saling berinteraksi. Setelah tiga hari mengikuti kegiatan MOPD, Dista mencari namanya di papan pengumuman. Ternyata ia mendapat kelas X.2. Ia  segera mencari kelasnya yang berada dilantai dua kemudian ia memasuki kelas dan mencari tempat duduk.
 “Boleh duduk disini?”, Tanya seorang gadis yang berdiri dihadapan Dista. Gadis itu tinggi, berkulit putih, berambut lurus panjang yang terurai rapi dan mengenakan bando pink yang membuatnya terlihat manis. Berbeda dengan Dista yang mempunyai kulit hitam manis, rambutnya bergelomang karena ia lebih sering menggelung rambutnya daripada membiarkannya terurai.
“Silahkan.” Balas dista seraya tersenyum. Gadis itu segera duduk disamping Dista dan menjulurkan tangannya pada Dista. “Kenalin, nama gue Latina Fransiska. Lo bisa panggil gue siska.” Dista menjabat tangan siska dan menjawab “Nama gue Fermi Vanadista. Panggil aja dista.” hanya beberapa menit saja berbincang – bincang, mereka terlihat sangat akrab. Seringkali tawa menyelingi perbincangannya.
***
Kring..kring..kring suara bel berbunyi. Semua siswa - siswi memasuki ruangan kelas masing – masing. Pandangan Dista terpaku pada seseorang yang berjalan menuju tempat duduk. Ia terpana melihat sesosok makhluk yang memiliki wajah tampan, postur tubuhnya tinggi dan berpakaian rapi.
“Ta, ta, dista..” Tanya Siska sambil menepuk – nepuk bahu Dista.
 “ Lo kenapa?” Tanya Siska.
 “Eh,,eh,, ngga kenapa-napa.” Dista tersadar dari lamunannya. Tak lama kemudian Dista berbisik pada Siska.   
 “ Sis, lihat deh cowok yang duduk di depan sana!” ucap Dista sambil menunjuk ke arah cowok yang tadi ia perhatikan.
 “Oh,, si Galih.” Balas Siska santai.
“Lo kenal dia?” Tanya Dista terkejut.
“Iya, dia satu SMP sama gue. Emangnya kenapa?” ucap Siska.
 “Dia ganteng dan kece sis. Kayaknya ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.” Ucap Dista sambil cekikikan.
“Serius lo naksir sama dia?” Tanya siska.
“Iya,,” jawab dista.
“Setahu gue dia jomblo tuh. Gue punya akun Twitternya nih. Mau ga?” tawar Siska.
“Mau.. mau.” Jawab Dista dengan semangat.
***
Sesampainya di kamar, Dista  segera membuka laptopnya dan menyambungkannya dengan jaringan internet. Ia membuka jejaring sosial Twitter dan mengetikkan @Galih_J pada kolom pencarian. Ia memandangi foto yang ada dalam akun tersebut. “Oh, my prince you are so handsome.” Bisiknya dalam hati. Kemudian ia menekan tombol ‘Follow’ di layar monitor.
Dista merebahkan tubuhnya dikasur, matanya menerawang ke langit – langit kamarnya sambil membayangkan sosok galih. Ia tersenyum – senyum sendiri membayangkan jika ia menjadi kekasih galih. tiba – tiba suara mama membuyarkan semua khayalan indahnya.
“Dista,,, makan dulu nak!” teriak mama
“iya ma,,” jawab dista singkat
***
Di depan kelas. “Hai Dista..” terdengar suara diseberang sana. Dista menoleh ke sumber suara tersebut.
“Oh, hai Siska..” ucap Dista sambil melambaikan tangan ke atas. Siska menghampiri Dista.
“Gimana ? lo udah buka akunnya Galih belum?” Tanya Siska.
“ Udah dong.. udah di follow juga.” Balas Dista.
“Eh, itu Galih. Kita samperin yuk, gue kenalin lo sama dia.” Ajak Siska.
“Hai Galih. Apa kabar?” tegur Siska.
 “ Baik. Lo sendiri?” Tanya Galih.
 “Baik juga. Oh ya, kenalin nih sahabat gue .” ucap Siska.
Galih menjulurkan tangannya ke arah Dista dan berkata  “ Gue Galih..”
Dengan gerogi Dista menjabat tangan Galih dan berkata “Aku Dista”.
“Yaudah deh kita ke kelas duluan ya.” Ucap Siska pada Galih.
“ Oke silahkan” balas Galih. Dista dan Siska  berjalan menuju kelas. 
Ketika siswa siswi sedang bebincang – bincang. Bu guru masuk, membuat seluruh siswa – siswi kelas X.2 kembali ke tempat duduk masing – masing.
“selamat pagi anak – anak” ucap bu guru itu.
“pagi bu..” balas murid – murid.
“baik, sebelum memulai pelajaran, kita berkenalan terlebih dahulu.
“Nama saya Almira. Kalian bisa panggil bu Mira. Saya mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Sekarang giliran kalian memperkenalkan diri. Mulai dari kamu!” ucap bu Mira sambil menunjuk ke arah Galih.
“Nama saya Galih Julian” ucap galih. “ Berikutnya!” ucap bu Mira.
“Saya Algi Tanubrata” ucap sesosok cowok yang memiliki perawakan tinggi, wajahnya tampan namun ketampanannya tertutup dengan penampilannya yang urakan dan sikapnya yang cuek. Secara bergantian siswa – siswi memperkenalkan dirinya masing – masing.
“Dista, bentar lagi giliran lo.” Bisik siska. Namun dista masih dalam khayalannya sambil tersenyum – senyum.
“Berikutnya!” ucap bu Mira
“Iya,, aku mau.” Teriak dista dan terbangun dari khayalannya karena kakinya diinjak oleh siska.
“mau apa ?” Tanya bu Mira heran.
“Eh,, maaf bu. Maksud saya, saya mau memperkenalkan diri. Nama saya Fermi Vanadista. Ibu bisa panggil saya Dista.” Ucap Dista sambil cengengesan.
“Baiklah, semua siswa – siswi sudah memperkenalkan diri masing – masing. Sekarang waktunya belajar, buka LKS halaman 3.” Perintah bu Mira.
***
Kring..kring..kring bel istirahat berbunyi. Semua siswa – siswi SMA Pelita memadati kantin. 
“Sis,, duduk sini aja.” Ujar Dista sambil meminum es jeruknya. Siska pun mengikuti Dista duduk di taman sekolah.
“Eh..  tadi di kelas lo ngelamunin apa?” Tanya Siska penasaran.
“Gue mengkhayal kalo galih nembak gue.” Jawabnya sambil malu – malu dan mengalihkan pandangannya kearah lapangan basket.
 “Eh lihat deh, selain ganteng galih juga jago maen basket.” Ucap Dista sambil menunjuk ke arah lapangan.
“Dia memang paling jago main basket. Udah yuk ke kelas, disini panas tahu.” Ajak siska Sambil menarik tangan Dista.
Ketika mereka sedang berjalan menuju kelas, tiba – tiba es jeruk Dista tumpah akibat tabrakan dengan sosok cowok yang tinggi tegap dan penampilannya urakan.
“Sorry,,” ucap Algi dengan muka datar dan cuek. Algi terus melanjutkan perjalanannya dengan kedua tangan disaku celana.
“Ihh,, tuh  cowok so cool banget sih. Udah numpahin minuman gue cuma bilang Sorry doang. Asli tuh cowok cuek abis. Siapa sih namanya?” ucap Dista kesal.
“Namanya Algi” ucap Siska
“kok lo tahu?” Tanya dista
“Tadi kan dia ngomong di kelas. Lo sih ngelamun aja.” Ucap Siska
“Ohh,,Hehehe..” tawa Dista
Kring..kring..kring bel berbunyi semua siswa – siswi beriringan keluar sekolah.
***
Sesampainya di rumah, dista langsung menyerbu laptopnya yang tergeletak di meja belajar untuk membuka Twitter “ Yee,,, gue di follback.” Teriaknya  histeris. Dista langsung menyambar handphonenya dan menelpon Siska.
“Halo Siska,, Galih follow back gue.” Ucap Dista dengan wajah berseri.
“Bagus dong, lo bisa berinteraksi sama dia lewat Twitter.” Balas Siska.
“Iya Sis, udah dulu ya. bye Siska” ucap Dista sambil menutup telepon lalu melemparkannya ke kasur dan kembali ke laptopnya. Ketika sedang asyik main Twitter, tiba – tiba mama memanggilnya.
“Ta, Dista.. mama minta tolong dong kamu beliin apel di supermarket.” Ucap mama.
 “Yaa mama.. lagi asik nih.” Balas dista
“Ayolah,, supermarketnya deket kok.” Pinta mama.
“Iyaa,,iya..” balas Dista dengan muka cemberut.
Ketika Dista sedang berjalan menuju supermarket, tiba – tiba kakinya terkena cipratan air akibat sepeda motor yang melintas. Dista menghampiri orang yang mengendarai sepeda motor tersebut dengan muka kesal. Ketika orang tersebut  membuka helmnya Dista berkata “E,,e,,lo. Lo kan yang numpahin minuman gue.”
“Sorry, gue gak sengaja.” Ucap Algi cuek dan langsung menancap gas melaju kencang meninggalkan Dista.
 “Ihh,, tuh cowo bener – bener ngeselin.” Ucapnya kesal.
***
Ketika Dista sedang berjalan menuju kelas, tiba – tiba Dista jatuh pingsan akibat terkena lemparan bola basket. Di UKS Dista membuka matanya secara perlahan, betapa terkejutnya ia saat melihat pujaan hatinya berada dihadapannya.
“Lo ga apa – apa?” Tanya galih
“Engga apa – apa..” balas Dista, ia mencoba untuk bangun dan dibantu oleh Galih.
“Lo pingsan gara – gara terkena lemparan bola basket. Gue minta maaf, gue ga sengaja ngelempar bola itu.” Ucap Galih dengan wajah menyesal
“Ga apa – apa kok,,” balas Dista santai.
“Yaudah, kita ke kelas yuk!” ajak Galih sambil membopong Dista. Dalam hatinya Dista bersorak gembira karena bisa dekat dengan Galih.
“Ta, lo ga apa – apa ?” Tanya Siska khawatir.
“Ga apa – apa kok.” Jawab Dista.
“Tadi dia pingsan terkena lemparan bola basket.” Ucap Galih. 
***
Galih sedang berjalan menuju parkiran motor. Tiba – tiba Dista berlari dan memanggilnya “Galih..!” teriak Dista.
“Ada apa ta?” Tanya Galih
“Makasih ya.. tadi kamu udah bawa aku ke UKS.” Ucap Dista.
“Sama – sama, itu juga gara – gara gue. Lo maafin gue ga?” Tanya Galih.
“Hmm,, gimana ya?” ucap Dista.
“Oke, gini aja. Sebagai permintaan maaf gue, hari ini gue anter lo pulang.”
“Oke deh..” balas Dista sambil tersenyum.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju parkiran. Sementara Siska yang melihat mereka, berbisik dalam hati “Kok hati gue sakit sih melihat Galih deket sama Dista. Gue ga boleh suka sama dia, dia itu gebetan sahabat gue.” Siska segera menghapus pikiran itu dari benaknya.
“Sis, hari ini lo gapapa kan balik sendiri?” Ucap Dista dengan gembira.
 “iya ngga apa-apa, lo hati – hati ya.” Kata Siska. Siska pergi meninggalkan mereka berdua, lalu ia mengumpat dibalik pohon sambil melihat Dista berboncengan dengan Galih.
“Dista kelihatannya seneng banget bisa pulang bareng Galih. Tapi gue kok ngerasa sedih.” Omongnya dalam hati.
***
“Makasih ya kamu udah nganterin aku sampai rumah.” Ucap Dista setelah turun dari motor.
“Sama – sama” balas galih.
 “Mampir dulu yuk !” ajak Dista.
“Gausah deh, lain kali aja.” Balas Galih
“Yaudah hati – hati ya.” Ucap Dista.
Galih mengemudikkan motornya meninggalkan dista.
Di kamarnya Dista memutar lagu Avril Lavigne yang berjudul  ‘I Love You’  dan ikut bernyanyi. Hari ini ia merasa sangat bahagia. Karena ia mulai akrab dengan Galih, hingga ia tertidur. Saat Dista sedang tidur, tiba – tiba handphonenya berdering. Dengan mata yang masih terpejam ia mengambil handphone di samping tempat tidurnya. Ketika matanya melihat tulisan Galih di handphonenya, Dista bergegas bangun dan mengangkat telepon dari Galih.
“Halo Galih, Ada apa?” Tanya Dista dengan semangat.
“Besok kan libur sekolah, lo ada acara gak?” Tanya Galih.
Dengan antusias Dista berkata “ Engga ada..”.
“Oke, besok gue jemput jam 10 pagi ya.”  Ucap Galih.
“ke..kemana?” Tanya dista terbata – bata
“udah,,, lo siap-siap aja. Besok gue jemput” balas galih
“Oke.” Balas Dista. Dista merasa amat senang. Ia pun terlelap dalam tidurnya lagi dan menanti hari esok.
***
Keesokan harinya pukul 10 pagi di rumah Dista. Suara klakson motor Galih sudah berbunyi pertanda dia sudah siap. Dista segera keluar dan menaiki sepeda motor Galih. Disela – sela perjalanannya Dista bertanya pada Galih.
“Kita mau kemana?” Tanya Dista
“Ke Mall.” Balas Galih. Dista bingung hendak apa Galih mengajaknya ke Mall. Tapi Dista tidak memperpanjang pikiran itu, yang penting ia bisa berduaan  dengan Galih.
Sesampainya di Mall, Galih mengajak Dista ke Toko boneka. Disana Dista berpikir Galih akan membelikannya seseuatu. “Ta, ini bagus ga?” Tanya Galih. “Bagus banget.” Balas dista. Dista berpikiran boneka itu pasti untuknya.
***
Sesampainya di rumah pukul 03.00  Dista merebahkan dirinya di tempat tidur. Ia bingung karena boneka itu tidak diberikan kepadanya. Ia berpikiran “mungkin boneka itu diberikan ke ceweknya Galih. ahh,, tapi Siska bilang Galih itu jomblo.” Karena bingung Dista memutuskan untuk menemui Siska di rumahnya.
Setibanya Dista di depan gerbang rumah Siska, ia melihat motor Galih terparkir disana. Akhirnya ia masuk ke dalam. Namun ia terkejut melihat Galih memberikan boneka itu kepada Siska.
 “ Sis, aku suka sama kamu.” Ucap Galih.
“A.. apa?” ucap Siska terbata – bata.
“Iya,, aku suka sama kamu sejak SMP. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Se..sebenernya aku juga suka sama kamu. Ta..tapi..” belum selesai Siska berkata terdengar suara tong sampah jatuh. Galih dan Siska menoleh ke sumber suara tersebut. Ternyata dista menabrak tong sampah itu. Dista tak kuat melihat kejadian itu dan akhirnya ia berlari menjauhi tempat tersebut. “ Ta, Dista,, tunggu !!” teriak Siska hendak menyusul Dista namun  Galih menahan tangan Siska.
Dista berlari sambil bercucuran air mata. Ia duduk di bangku taman yang sepi dan berteriak sekencang – kencangnya untuk meluapkan emosi. Tiba – tiba muncul sesosok cowok tinggi memakai jeans panjang dan jaket. Ia mengulurkan sapu tangan ke arah Dista. Dista mengambil sapu tangan itu dan mengusap air matanya kemudian menoleh ke samping. Cowok itu ternyata Algi. Algi duduk disamping Dista. “Ngapain lo disini?” tanyanya dengan nada tinggi. “Gue cuma mau nemenin lo.” Jawab Algi dengan singkat sambil duduk di samping dista
Dista masih dalam tangisannya sementara hari semakin sore awan mendung berdatangan.
“Bentar lagi ujan. Ayo gue antar pulang.” Ucap Algi.
“Kalo mau pulang, pulang aja sana ga usah ajak- ajak gue!” ucap Dista dengan ketus.
“yaudah” ucap Algi dan pergi meninggalkan Dista.
Tiba – tiba terdengar suara petir yang menyeramkan. Dista ketakutan, ia berbalik ke belakang mencari Algi.
“Al,,al,, lo dimana?” teriaknya sambil teriak. “ Oke,  gue ikut balik bareng lo” lanjutnya.
 “Takut kan lo?” ucap Algi yang muncul di balik pohon. Dista hanya terdiam dan Algi segera menghidupkan motornya lalu melaju ke arah rumah Dista. Ditengah perjalanan, hujan mengguyur dengan deras membuat mereka harus berhenti disebuah halte. “Kita disini dulu, hujannya deras banget.” Ucap Algi. Dista tak berbicara, ia hanya mengikuti Algi duduk di bangku.
Hari berlarut malam. Hujan masih mengguyur dengan derasnya ditambah dengan suara gemuruh petir. Algi membuka jaketnya dan memakaikannya pada Dista. Dista menatap mata Algi dan bertanya “Kenapa lo lakuin ini? Di sekolah lo adalah cowok yang super duper cuek tapi kenapa sekarang lo berubah jadi sok baik?” Algi mengalihkan pandangannya lurus kedepan dan berkata “ Gue cuma kasian sama lo.” Jawabnya singkat. Sekian lama mereka menunggu akhirnya hujan pun reda. Mereka melanjutkan perjalanan.
***
Hari – harinya berubah. Dista yang awalnya selalu ceria kini berubah menjadi pemurung. Ia merasa dikhianati oleh Siska dan kecewa terhadap Galih.
“Ta, Dista tunggu gue,,” ucap Siska sambil berlari mengejar Dista. Dista menghiraukan panggilan itu, namun Siska berhasil menghentikan langkahnya
“Ta, dengerin penjelasan gue dulu” ucap Siska sambil memegang tangan Dista.
“Gue ga butuh penjelasan lo.” Balas Dista dengan ketus dan melepaskan tangannya dari genggaman Siska. Ia terus berjalan menuju kelasnya.
 Kini Dista tak lagi duduk sebangku dengan Siska dan ia pun mencoba untuk melupakan Galih. Kemana – mana Dista pergi sendiri tanpa  ditemani sahabatnya itu. Begitu pula dengan Siska. Ia bingung bagaimana caranya untuk menjelaskan semuanya kepada Dista sementara Dista tak mau menemuinya.
Sudah beberapa hari ini hubungan Siska dan Dista semakin meregang. Tak ada komunikasi diantara mereka berdua. Siska berkali – kali mencoba mengubunginya, tetapi selalu dihiraukan oleh Dista. Begitu juga dengan Galih, ia ingin mempersatukan kembali persahabatan mereka. Karena ia berpikir itu semua akibat dirinya. Namun apa daya Dista tak mau menemuinya. Suara handphone Dista berdering, ia membuka pesan singkat dari Siska.
“Ta, maafin gue. Gue ga ada niat buat khianatin lo. Waktu itu gue ga terima cinta Galih kok ta, karna gue ga mau kehilangan sahabat kayak lo.”
Dista tak membalas pesan dari siska. Ia melempar handphonenya ke kasur. Ketika ia hendak keluar, handphonenya berdering lagi. Ternyata itu pesan dari Galih.
 “ Ta, gue minta maaf. Gue ga bermaksud nyakitin hati lo. Satu hal yang perlu lo tahu kalau Siska nolak cinta gue karena dia lebih memilih lo, dia ga mau kehilangan lo.”
Dista bingung dengan dua pesan yang dibacanya tadi. Akhirnya ia pergi ke taman untuk menenangkan diri. Di taman ia sedang berpikir manakah yang harus ia pilih, menjauhi Siska atau menjadi sahabatnya lagi. Disela – sela kebimbangannya itu Algi datang.
”Udah ta, jangan ngelamun terus. Saran gue lo lebih baik kembali bersahabat sama Siska.” Ucap Algi.
“Emangnya lo tahu masalah gue sama Siska? Udah deh kalo ga tahu apa-apa ga usah ngasih saran.”ucap Dista ketus.
Dengan santai Algi menjawab “Gue tahu kok. Hubungan lo sama Siska lagi meregang gara – gara Galih.” Dista terkejut
“Tahu dari mana lo?” Tanya Dista.
“Gue tahu semua tentang lo ta.” Ucap algi
“ Lupain perasaan lo sama Galih dan lo harus perbaikin hubungan lo sama Siska. Gue yakin ada cowok diluar sana yang tulus mencintai lo.” Lanjut Algi.
“ga ada. gue tahu kalo gue ga secantik siska, gue ga punya daya tarik, ga ada yang peduli sama gu…” teriaknya sambil terisak. Belum sempat ia melanjutkan perkataannya. Galih memegang bahu dista dan berkata
        “Gue.. gue peduli sama lo.Gue cinta sama lo sejak pertama kali kita bertemu.” Ucap Algi. Dista kaget, ia segera memalingkan pandangannya dari mata Algi. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Dista tak berkata sepatah kata pun,ia langsung pergi meninggalkan algi.
***
Keesokan harinya di sekolah. Dista memanggil Siska “Siska tunggu!” Siska menoleh
“Gue minta maaf Sis. Gue sadar kalo gue terlalu egois. Gue pengen kita jadi sahabat lagi.” Ucap Dista sambil memeluk Siska.
“Iya ta, gue juga minta maaf” ucap Siska. “Nanti istirahat gue tunggu lo di halaman belakang sekolah yah.” Ucap Dista.
“Mau ngapain?” Tanya Siska. “ Udah datang aja.”
Waktu istirahat pun tiba. Siska segera menuju halaman belakang.
“Galih,, ngapain disini?” Tanya Siska heran.
“Gue disuruh dista kesini.” Balas Galih.
“Eh, kalian udah datang?” Siska dan Galih menoleh ke arah dista.
“Gue tahu sebenernya kalian saling mencintai. Tapi gara – gara keegoisan gue, cinta kalian ga bisa bersatu.” Ucap Dista. Galih dan Siska diam membisu.
 “ Tapi, gue mau nebus kesalahan gue dengan cara….”Dista meraih tangan Galih dan tangan Siska lalu menyatukan tangan mereka berdua. “menyatukan cinta kalian berdua.” Lanjutnya.
 “Ta,,tapi ta, lo kan…?” belum selesai Siska bicara, Dista langsung berkata “Lo ga usah khawatirin gue. Mulai sekarang kalian resmi jadian”. Ucapnya seraya tersenyum. Galih dan Siska saling tatap dan tersenyum. Sementara itu Dista pergi meninggalkan mereka berdua dan mengambil handphonenya di saku. Ia menulis pesan singkat untuk Algi.
“Pulang sekolah gue tunggu di taman biasa.”
Bel berbunyi. Siswa – siswi SMA Pelita beriringan keluar kelas. Begitupun dengan Dista. Ia langsung pergi ke taman.
***
Dista sedang duduk di kursi taman menanti Algi. “ Dista..” ucap Algi. Dista menoleh seraya tersenyum dan berkata “Sini duduk!” perintah dista. Algi pun duduk disamping dista.
“Ada apa?” Tanya Algi.
“gue mau dengar kata – kata lo yang kemarin.” Ucap Dista sambil tersenyum malu. Algi mengerti maksud Dista ia segera meraih tangan dista dan berkata “ I Love You Dista.” Ucap Algi.        
“I LoveYou Too Al.” balas Dista sambil tersenyum dan memeluk Algi.
Akhirnya Dista menyadari bahwa selama ini alamat cintanya adalah Algi bukan Galih. Ia sadar bahwa selama ini Algi yang selalu memperhatikannya, algi yang selalu peduli padanya. Ia merasa sangat bahagia karena dicintai oleh sosok cowok yang memiliki hati tulus dan baik walaupun penampilan luarnya urakan dan cuek. Dan ia juga merasa bahagia karena memiliki sahabat sebaik siska.
 “egois itu tidak ada untungnya bagi diri sendiri justru malah membuat kita menyendiri.”
***